Lelaki pemohon hujan (p3)

Sepertinya sekarang adalah musim hujan. Sudah 3 hari hujan terus menerus mengguyur kota ini. Sungguh musim yang sangat kubenci. Tapi, bukankah ini musim dimana seseorang yang kucintai diam-diam, dapat tertawa saat bermain dengan cipratan air yang ia ciptakan dengan sepatunya yang selalu bersih itu?

Hingga suatu ketika sebuah kejadian terjadi. Dimana langit sepertinya ingin menyatukan wanita pembenci hujan dengan lelaki pemohon hujan. Langit sepertinya ingin merubah pandanganku  seorang wanita pembenci hujan. Bahwa hujan tidak seburuk yang kukira . Atau barangkali langit sedang usil ingin membuat kidah cinta antara wanita pembenci hujan dan lelaki pemohon hujan?
Saat itu adalah hari kamis. Tanah yang becek membuatku berhati-hati memijakkansepatuku krluar dari mobil. Tak kusangka ternyata ini hari sialku yang malah menjadi hari beruntungku. Sejak itulah aku mengenal dia.
Tanpa berdosanya. Sepedanya memercikkan genangan air dengan tepatnya kearah bajuku. Aku berteriak. Antara marah, jengkel, sedih dan bingung. Marahku karena begitu kurang ajarnya dirimu membuat bujuku ternodai. Jengkelku karena kini bajuku penuh oleh lumpur. Sedihku karena bingungku memikirkan bagaimana nanti aku olahraga kalau baju olahraga yang kini kupai terkena cipratan lumpurmu.
Dengan sigapnya dia menghampiriku. Membiarkan sepedanya jatuh ketanah becek itu. Tak peduli ke arah mana kakinya harus melangkah, membuat kaos kaki putihnya menjadi coklat. Membuat celananya berbecak-becak kecoklatan. Dipeluknya aku.terbenam wajahku ke dada bidangnya. Terlalu dekat. Membuat nafasku sesak. Tetapu wangi ini, membuatku nerasa nyaman?
"Hei jangan menangis. Pakai saja baju olahragaku." Bukannya berhenti tapi tangisku malah menjadi-jadi. Sedah lama tak kurasakan nyamannya dipeluk seseorang seperti dia. Yang memeluk dengan posesifnya. Seakan-akan aku hanya miliknya seorang. Tentu saja itu hanya fikir dan harapku.
Kini kesadaranku pulih. Wajahku panas.merah padam. Kenapa aku bisa begitu cengeng ketika berada didekatnya? Bisa-bisanya tubuhku mencuri-curi kesempatan untuk memeluknya. Betapa mesumnya diriku.
Kujauhkan tubuhku dari peluknya. Kini pandanganku tertuju pada lehernya yang jenjang. Membuatku tanpa sadar menelan air ludah. "Ini ambil bajuku". Suara paraunya yang sedikit terkesan seksi itu berhasil membawaku berpijak pada tanah  segera kuraih baju olahraganya . Membawa baju itu pergi dengan segera. Kalau tidak. Bisa-bisa aku terjebak oleh pesonanya lagi. Wahai lelaki pemohon hujan

Comments

Popular posts from this blog

Cara mendekati/menggaet kakak kelas senior cowok

Nonton Film Dibalik 98 online gratis