Bukankah?

Menurut kata orang lain, sifatku terlalu dingin untuk dicairkan oleh hangatnya dia. Dia yang selalu sabar menghadapiku. Dia yang tak ambil pusing oleh sifatku. "Itulah dia apa adanya" katanya. Banyak yang memprotes jawabannya. Tapi ia dihadapi dengan tenang, "toh dia tak seperti kebanyakan orang yang bersandiwara.
Didepan terlihat manis tapi dibelakang bermain api. aku tak membuat sifatnya terpaksa perhatian. Aku menyukai sifatnya yang jujur. Natural seperti es ini." Banyak dukungan dari orang-orang terdekatku agar ia bisa merubah sifat "beku"ku ini.

"Apa yang membuatmu bertahan bersamaku? Padahal banyak orang yang berpendapat bahwa aku adalah es" kebingungan melandaku. 'Apakah ia hanya ingin membuktikan kepada semua, bahwa ia bisa merubahku? atau ia hanya kasihan padaku?' Dia memegang lembut tanganku. tapi segera kutepiskan. aku tak terbiasa disentu oleh makhluk tuhan yang sejenis ini. "bukan hanya padaku kan kau dingin? kepada teman laki-lakiku yang lainpun kau begitu dingin. dari situ aku tau bahwa kau setia padaku. tak bermain api dibelakang. kau hanya malu padaku. kau tak tau bagaimana mengungkapkan apa yang kau rasa. kau belum terbiasa dengan makhluk asing seperti. lama kelamaan kau akan terbiasa olehku. walau aku tak tau kapan saat itu tiba. buktinya, saat aku memegang tanganmu tadi, kau mlaah menepisnya. itulah bukti bahwa kau belum terbiasa denganku. mana mungkin kau ada apa-apa dibelelakang jika bersamaku saja kau begitu. aku mencintaimu. sangat mencntaimu."

kata-katamu, wajahmu, suaramu selalu terbayang, terngiang-ngiang dalam fikiranku. yup. aku tau aku mencintaimu. aku paham betul bahwa hatiku mencintaimu, hanya saja aku tak tau cara menunjukkannya. aku tak ingin terlihat lebay. setiap aku melihat mereka-mereka bersuapan, memanggil ayah-bunda, bergelayut manja dengan mengeluarkan suara manja yang 'enek' ditelingaku. membuat aku setengah mati 'jijik'. tapi dalam hati, saat melihatmu, ingin aku lakukan semua itu. kecuali panggilan ayah-bunda, rasanya panggilan sayang saja sudah cukup.


kubuka pintu hatiku yang telah lama tertutup ini. suasana diantara kita mulai mencair. layaknya es yang akhirnya cair, terkalahkan sinar matahari yang tak henti-henti. hari-hari semakin indah kita lewati. penuh canda tawa. kenapa tidak kit lakukan dari dulu saja ? tapi tak ada gunanya lagi toh mempertanyakan hal yang sudah lewat itu. mending kita jalani saja hari yang indah kita.

semakin banyak orang yang mendukung hubungan kita. semakin banyak pula yang iri kepada hubungan kita. banyak faktor yang mendukung keirian orang tersebut. mulai dari iri karena kau bisa dekat (baca:pacaran) sama dia, lalu iri karena cowok mereka gak seromantis cowokku, sampai yang iri karena keserasian kami karena dia berandai-andai ia bisa seperti kami bersama mantannya.

mantan. satu kata yang membuat kita berfikir ke masa lampau. masa dimana dulu aku dan kamu menjadi kita. melewati hari-hari yang tak terlupakan samapi sekarang. ada yang masih saling mengharapkan. atau yang satu berharap sedangkan yang satunya lagi udah berhasil move on sampai yang dua-duanya sudah saling 'masa bodo' sama masa lalunya.

karena banyak orang yang iri padaku. mereka mulai mendekati priaku. kuyakin bahwa priaku takkan tergoda oleh cewek macam mereka. tapi semua berubah semenjak suatu isu beredar, yang membuat3 orang menjadi naik daun. aku, kamu dan dia.

dia yang cantik, ramah . smart, feminim, penuh canda tawa, serta sopan mendekat padamu. yang ini  ku yakin kau takkan menolak godaan yang satu ini. seiringnya waktu, kuperhatikan kalian semakin nemplok. dimana ada kamu disitu ada dia. kenapa begini ? kutatap mata 'kalian' ada sinar tersendiri. ada dimensi yang dimana hanya kalian berdua yang terdapat didalam sana.

kini kita berdua duduk dibangku taman, dimana dia adalah saksi bisu percakapan tentang Mengapa Ia Bertahan Bersamaku. aku menyuruh ia juju sejujur-jujurnya tentang perasaannya saat ini. semula ia diam. kusiapkan hatiku untuk langsung to the point padanya, "sekarang pilih dia atau aku? dan jangan berpura-pura tidak tau siapa Dia yang aku maksud dalam pembicaraan ini." matanya langsung terbelalak mendengar apa yang aku ucapkan. maaf. satu kata yang kau ucapkan, satu kata itu membuat hatiku tercabik-cabik. membuatku lupa bagaimana caranya bernafas.

kalau tau begini jadinya, aku takkan ingin mencair oleh sengatan panasnya matahari. bukankah matahari bermanfaat untuk kecantikan kulit? ta[i jika berlebihan kulit akan tersengat panasnya sinar matahari.membuat kanker. bodohnya aku percaya pada sinarmu yang bermanfaat itu yang lama kelamaan terasa begitu menyakitkan hingga berbekas. bukankah kau mencintaiku? bukankah kau menyayangiku? menyukai sifat jujurku? atau kau tak suka dengan sikapku yang menyenangkan ini? kau ingin aku kembali seperti bongkahan es lagi? apakah itu cara agar kau bisa sangat mencintaiku? kalau tau begitu aku takkan terlena oleh sinar hangatmu yang nyaman lalu berakhir siksaan ini,

Comments

Popular posts from this blog

Cara mendekati/menggaet kakak kelas senior cowok

Nonton Film Dibalik 98 online gratis